Ilustrasi Guru Kreatif (Sebuah Refleksi
Studi Kasus)
Kamis, 16 Februari
2012, jam terakhir Bahasa Indonesia. Pak Do masuk kelas, kelas VI yang sebentar
lagi menempuh Ujian Nasional (UN).
Setelah memberikan
salam dan mengkondisikan siswa, Pak Do bermaksud memberikan apersepsi dan
memaparkan tujuan pembelajaran.
“Anak-anak hari ini
kita akan melanjutkan latihan untuk persiapan Uji Coba UN Tingkat Kabupaten
yang akan dilaksanakan empat hari lagi, melalui latihan soal-soal peribahasa
diharapkan kalian bisa lebih memahami ilustrasi cerita dan menentukan
peribahasa yang tepat dari ilustrasi cerita yang disajikan,” kata Pak Do
bersemangat.
“Yaaaaa, latihan
soal lagi. Pak Do, capek nii!” (Di luar dugaan anak-anak menjawab tak
bersemangat.)
“Pak Do, drama saja,
ya?” (Pinta anak-anak memelas.)
Pak Do tersenyum dan
secara bijak menyadari bahwa beliau harus
berpikir cepat dan kreatif menghadapi situasi di luar skenario itu. Pak Do
berpikir harus memilih strategi yang tepat agar pembelajaran materi peribahasa
dapat berjalan lancar sesuai rencana, juga tidak memupuskan semangat dan minat
siswa untuk belajar materi drama.
Akhirnya, Pak Do
menemukan cara kreatif bagaimana beliau
dapat tetap memberikan pendalaman materi peribahasa sesuai tujuan pembelajaran
sekaligus juga mengapreasi semangat dan minat siswa untuk mendapat pelajaran
tentang drama. Alih-alih Pak Do memaksakan pemahaman peribahasa melalui latihan
soal, Pak Do malah memberikan pendalaman pelajaran peribahasa melalui pelajaran
membuat skenario drama dan hasilnya luar biasa, siswa sangat bersemangat dan
berterima kasih kepada Pak Do.
Baik,
anak-anak mari kita belajar tentang peribahasa sekaligus mendalami materi
drama. Baik, mari kita pahami petunjuk pembelajaran berikut ini!” lanjut Pak Do
bersemangat.
Pak
Do kemudian memberikan 5 petunjuk pembelajaran yang harus dipahami oleh para siswanya.
Petunjuk sederhana dengan hasil luar biasa bagi siswa.
Petunjuk:
1.
Buatlah kelompok (1 kelompok 3 anak)!
2.
Buatlah skenario drama (meliputi:
judul, pengantar, diolog, dan penutup)!
3.
Tema : peribahasa
4.
Skenario yang ditulis harus
mengandung ilustrasi cerita atau jalan cerita yang dihubungkan dengan
peribahasa atau memuat materi peribahasa!
5.
Skenario ditulis dalam selembar
kertas, satu kelompok membuat 1 tugas untuk dikumpulkan, dan 3 salinan untuk
masing-masing anggota!
KBM
pun berjalan lancar, anak-anak bersemangat membuat skenario drama, menghubungkannya
dengan peribahasa. Anak-anak aktif mencari sumber, membuka-buka buku
peribahasa, membaca, memahami, dan membuat ilustrasi dalam drama. Selain itu
siswa mendapatkan nilai tambah untuk lebih memahami penokohan, menentukan latar
drama, tokoh protagonis, antagonis, prolog, epilog, dsb. Anak-anak aktif
bertanya jika kesulitan, saling berdiskusi dengan teman untuk pemecahan
masalah. Waktu pelajaran 2 x 35 menit tak terasa berlalu. Pekerjaan pun
selesai. Anak-anak paham peribahasa juga puas dengan pelajaran tentang drama.
Ibarat sambil menyelam minum air.
Dari
pengalaman studi kasus di atas, kita menjadi tambah memahami bahwa pembelajaran
lebih berhasil dalam situasi kratif, aktif,
dan menyenangkan. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran agar tujuan
pembelajaran tercapai secara optimal.
Menurut Yatim
Riyanto (2009), strategi pembelajaran adalah siasat guru dalam mengefektifkan,
mengefisienkan, dan mengoptimalkan fungsi serta interaksi antara siswa dengan
komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pengajaran. Studi kasus di atas mungkin dapat menjadi salah satu inspirasi bagi
teman-teman guru untuk bersama-sama selalu meningkatkan kreatifitas dalam
menerapkan strategi pembelajaran sesuai paradigma baru pembelajaran. Hal itu
agar kita dapat melaksanakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan
berbobot (PAIKEM GEMBROT). Mari kita
berkreasi, dan berinovasi, semoga bermanfaat serta berhasil!
No comments:
Post a Comment