Tuesday 26 April 2022

PGP-Angkatan 3-Kabupaten Sleman-Wiwit Murih Widodo- 3.3. - Aksi Nyata

Pembuatan Papan Literasi


"PAPAN LITERASI"

 

Konsep pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara yang mendasari adalah maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). ‘suara’, pilihan’, dan ‘kepemilikan’ akan dipromosikan dan didorong melalui ruang dialog murid di kelas membahas mimpi dan dampaknya dalam program papan literasi, musyawarah kerja bersama: murid, guru menjabarkan ide/cara konkret membahas 'pertanyaan' dan apa yang dapat mendukung peningkatan kegemaran membaca dan interaksi antar teman yang heterogen, seperti: 1. Pengelolaan alur komunikasi dan penentuan keputusan. 2. Pembuatan papan literasi bersama murid. 3. Pengelolaan buku bacaan dan rotasinya sebagai sumber papan literasi.

Konteks program SD Negeri Pendowoharjo adalah sekolah yang bergerak memberikan prioritas salah satunya pada peningkatan  literasi murid. Selaras dengan program prioritas sekolah, Calon Guru Penggerak (CGP) membuat program aksi nyata modul 3.3. Program yang berdampak pada murid berupa “Papan Literasi”.

Menurut Najelaa Shihab (2019:1), literasi adalah salah satu istilah dalam pendidikan yang sering dibicarakan berbagai pemangku kepentingan. Pengambil kebijakan, penggerak komunitas, dan guru sepakat bahwa literasi penting untuk diimplementasikan. 

Kebutuhan di lapangan, atau minat terhadap program ini adalah survei sederhana murid kelas VI membutuhkan program yang mendukung lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Melalui peningkatan literasi diharapkan dapat mendukung pencapaian tersebut.

Aksi nyata modul 3.3. pembuatan “Papan Literasi” oleh CGP dilaksanakan terintegrasi dengan program kokurikuler literasi dengan alokasi waktu 15 menit setiap awal pembelajaran. Adapun pembuatan “Papan Literasi” dilakukan dalam tiga hari seminggu. “Papan Literasi” dibuat oleh tim kecil terdiri dari dua, tiga, atau empat murid setiap tim. Aksi nyata dilakukan untuk meningkatkan kegemaran membaca, Meningkatkan interaksi antar teman yang heterogen, Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya, Lingkungan berkomitmen untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya sendiri, Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana. Menurut Najeela Shihab (2019:2), literasi bermanfaat meliputi berbagai aspek perkembangan bukan hanya kogniti, namun juga sosial, bahasa, dan emosi. Hal itu selaras dengan tujuan pembuatan papan literasi.

Dalam kegiatan aksi nyata CGP berusaha melaksanakan sesuai rancangan yang telah diunggah dalam LMS.

Aksinyata diawali dengan diskusi sederhana kepala sekolah/rekan sejawat program literasi dilanjutkan dialog sederhana murid mengetahui interaksi pertemanan yang menarik (Waktu : 2 hari (25-26/03/2022)). Dalam dialog sederhana tersebut CGP mendapat masukan tentang program yang berdampak pada murid dan tujuan pelaksanaan aksi nyata untuk mendukung ketercapaian belajar murid kelas VI.

Survei kegemaran membaca murid dengan kegiatan curah pendapat sederhana untuk mengetahui program literasi membaca yang sudah berjalan, bagaimana interaksi pertemanan heterogen di kelas. Dalam interaksi pertemanan murid cenderung nyaman dengan teman yang sudah akrab. Buku untuk bahan literasi lebih ditekankan untuk mendukun materi pembelajaran karena sudah mendekati ujian sekolah.  Bertanya pada orangtua tentang kegemaran membaca murid di rumah dilaksanakan dalam waktu : 1 minggu (28/03-1/04/2022)

Kegiatan Ruang dialog guru murid dilaksanakan (Waktu : 2 hari (4-5/04/2022). Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan aspirasi (harapan/mimpi) dari murid tentang program yang dapat meningkatkan kegemaran membaca sekaligus menguatkan interaksi pertemanan yang heterogen di kelas. Dalam kegiatan ini Penanggung jawab adalah CGP. Dalam ruang dialog guru dan murid, tercetus harapan bahwa papan literasi dapat bermanfaat bagi yang mebuat, dan pengguna papan literasi, atau adik kelas. Bahkan ada harapan jika memang sekolah lain merasa tertarik dan merasa bermanfaat dapat memanfaatkannya, karena pembuatannya yang mudah, sederhana, dan tidak memerlukan biaya tinggi. Hanya saja memang memerlukan ide atau pemikiran tentang konsep atau materi yang dituangkan dalam papan literasi. Konsep atau materi dapat diambil dari berbagai buku bacaan baik fiksi maupun nonfiksi.

Kegiatan Musyawarah kerja (Waktu : 4 hari (6-9/04/2022). Dalam kegiatan musyawarah kerja diharapkan adanya komitmen murid dalam program sesuai jadwal, menentukan cara terbaik, menarik, dan menyenangkan pelaksanaan program papan literasi. Murid mengorganisasi penentuan pembuatan papan literasi. Dalam kegiatan ini terbentuk kelompok kecil berotasi secara berkala mengelola dukungan, meningkatkan kegemaran membaca murid dan interaksi pertemanan yang heterogen (termasuk pintar, sedang, kurang)

Tim kecil, membentuk papan literasi waktu (11—16 /04/2022)

          Waktu : 25/03/2022 – 16/04/2022

          Sasaran : Murid kelas VI (usia 11-13 tahun)

          Tempat : Ruang kelas VI SDN Pendowoharjo

          Durasi kegiatan : 15 menit/hari

Mitra : guru, Murid, dan orangtua


Contoh kegiatan pembuatan papan literasi adalah sebagai berikut.


Gambar Proses Pembuatan Papan Literasi Oleh Tim kecil

 

Gambar Proses penulisan kartu kuis dalam Papan Literasi



Gambar Proses penulisan kartu kuis dalam Papan Literasi

 

Kapasitas kelas/sekolah dalam pelaksanaan program pembuatan papan literasi adalah sebagai berikut,

  • Sekolah memiliki program prioritas salah satunya peningkatan literasi
  • Murid senang belajar
  • Guru senang belajar
  • Tersedia buku-buku fiksi dan non fiksi penunjang program
  • Orangtua senang anak gemar membaca
  • Tersedia alat tulis kantor yang memadai
  • Bahan pembuatan papan mudah didapat, terjangkau, dan sederhana

Evaluasi dilaksanakan secara berkala setelah didapat hasil pelaksanaan papan literasi dari tim kecil, evaluasi melibatkan stake holder dan murid, pemberian umpan balik, perbaikan dan peningkatan kegiatan selanjutnya untuk hasil yang lebih bagus mealui proses komputerisasi. Alur evaluasi dilakukan seperti gambaran dalam diagram berikut.

 


tantangan

Beberapa tantangan dan solusi, yaitu:

  • Kelas Vi mendekati ujian sekolah lebih focus ke ujian sekolah
  • Solusi bahan bacaan, tujuan, dan tema lebih diarahkan yang menunjang akademik sebagaiman tujuan untuk lingkungan melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik
  • Pelaksanaan juga masuk di bulan puasa
  • Solusi penggunaan waktu seefektif mungkin dan kegiatan melibatkan suara, pilihan, dan kepemilikan murid sehingga anak tetap semangat dan berkomitmen untuk menyelesaikan tujuan
  • Tantangan dan solusi mungkin berjalan seiring dan membuka kesempatan bagi murid untuk menawarkan solusi dan menggunakannya untuk pemecahan masalah dalam rangka mewujudkan kepemimpinan murid secara aktif

 

• Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan

Contoh hasil aksi nyata papan literasi adalah sebagai berikut.

 

Gambar Papan Literasi dan Kartu Kuis Ungkapan  masih tulis tangan


Gambar Papan Literasi, Kartu Kuis, dan Gacuk yang telah dikomputerisasi.

Keterangan 1. Kartu Kuis, 2. Gacuk, 3. Papan Literasi  


Gambar Papan literasi dan kartu kuis pangkat dua, akar pangkat dua, pangkat tiga, dan akar pangkat tiga tulis tangan

 

 Gambar Papan Literasi dan kartu kuis Gangguan Organ dan Sistem Organ Tulisan Tangan


Gambar Papan Literasi dan kartu kuis Gangguan Organ dan Sistem Organ yang sudah dikomputerisasi


Papan literasi yang sudah dibuat, selanjutnya dimanfaatkan dalam kegiatan belajar sambil bermain. Hal tersebut membuat anak senang, bisa belajar sambil bermain. 

Gambar Murid menggunakan handsnitser, dan menjaga jarak saat bermain ( menerapkan protokol kesehatan)


 Gambar Murid berdoa sebelum dan sesudah bermain


Gambar Murid hompimpa untuk menentukan pemain atau juri secara bergantian

 

Gambar Murid bermain sambil belajar menggunakan Papan Literasi ungkapan

 

Dalam bermain menggunakan papan literasi, siswa mengikuti aturan yang dicantumkan di papan literasi. Di papan literasi dicantumkan tujuan pembelajaran dan aturan permainan. Contoh aturan permainan dalam papan literasi adalah sebagai berikut.

TUJUAN PERMAINAN

Murid dapat menyebutkan ungkapan dengan benar.

ATURAN PERMAINAN:

Dimainkan dua/tiga anak (dua pemain, satu juri)

1.    Ambil gacuk (beda warna tiap pemain),  letakkan dulu di start

2.    Acak kartu

3.    Ambil kartu kuis oleh pemain satu (pingsut), baca oleh Juri

4.    Letakkan gacuk di ungkapan yang sesuai dengan kartu kuis (juri menentukan benar/salah, jika salah tetap di start)

5.    Ambil kartu kuis oleh pemain dua, baca oleh Juri/pemain

6.    Letakkan gacuk di ungkapan yang sesuai dengan kartu kuis (juri menentukan benar/salah, jika salah tetap di start), lakukan secara kontinu hingga gacuk sampai finish. Gacuk akan bergerak maju jika benar dalam meletakkan gacuk.

7.    Jika pemain mengambil kartu yang sama maka gacuk tetap, kartu dikembalikan dan ganti ke pemain berikutnya.

8.    Pemenang adalah pemain yang sampai finish terlebih dahulu.

9.    Permainan dapat dikreasi dan diulang seperti turnamen

Berikut cuplikan video pembuatan papan literasi, penggunaan dalam belajar sambil bermain, dan refleksi.



Perasaan setelah melaksanakan aksi nyata alhamdulillah guru dan murid merasa senang, aksi nyata telah dapat melibatkan partisipasi aktif murid, kegiatan dapat memberikan ruang kreasi bagi murid yang tergabung dalam tim kecil, mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid sehingga terwujud papan literasi berupa papan permainan atau game board laiknya papan monopoli yang dimodfikasi. Papan literasi juga memfasilitasi pertemanan yang heterogen di mana murid dapat bertukar tim kecil, atau saling bertukar papan literasi dalam permainan.

Pembelajaran (Finding) yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi nyata baik dari kegagalan maupun keberhasilan, penerapan ke depan (Future), dan rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang adalah materi papan literasi lebih variasi dan diperkaya tidak hanya berkisar pada materi akademik yang non fiksi namun juga dari materi sumber belajar fiksi. Papan literasi juga dapat menambah kegemaran membaca murid.

Papan literasi dapat digunakan adik kelas atau murid di sekolah lain, sehingga dituliskan nama pembuat karya, foto, dan tanda tangan serta tahun angkatan sebgai bentuk apresiasi kepada ide dan kerja tim yang membuat. Agar papan literasi lebih awet, papan literasi juga dilaminasi.

Hal tersebut tentunya agar semakin menambah pengetahuan dan wawasan murid, pengguna papan literasi antar teman, adik kelas, maupun murid di sekolah lain yang merasa tertarik dan berkeinginan beroleh manfaat dari papan literasi, belajar sambil bermain. Salam sehat dan bahagia.

 


Friday 1 April 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2.

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL  3.2.

  • Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda diberikan tantangan untuk membuat kesimpulan dan juga koneksi antara semua materi yang telah diberikan dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikut proses Pelatihan Guru Penggerak.

 

sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah: murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, orang tua, masyarakat sekitar sekolah, Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dengan demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi tidak berdaya, pasif, dan selalu merasa bergantung dengan pihak lain. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset  menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset  berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.  Selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. 

Dalam mengatasi tantangan pada pendekatan tradisional yang digunakan untuk mengatasi permasalahan perkotaan, di mana penyedia jasa dan lembaga donor lebih menekankan pada kebutuhan dan kekurangan yang terdapat pada komunitas, Kretzmann dan McKnight menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan dan pedesaan .

Model tujuh aset utama atau disebut sebagai modal utama, yaitu: modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal finansial, modal politik, modal agama dan modal budaya yang mana ke 7 aset terssebut saling berkaitan.

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dilaksanakan dengan berpijak pada filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana modal utama yang dimiliki oleh sekolah itu dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk murid agar mencapai tujuan pendidikan, yaitu bahagia dan selamat.

  • Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran  dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah memimpin warga sekolah dalam pengelolaan tujuh modal utama yang dimiliki sekolah guna mencapai visi misi sekolah. Pengetahuan dan pemahaman dapat diimplementasikan mulai dari sederha dalam pengelolaan sumber daya yang ada di kelas, pro aktid dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya sekolah dan masyarakat di sekitar sekolah untuk kemajuan pendidikan para siswa.

  • Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.  

Pengelolaan sumber daya yang baik akan menunjang dalam membangun sekolah sebagai sebuah ekosistem yang di dalamnya siswa mendapat pembelajaran yang berkualitas berpusat pada siswa. Pembelajaran berkualitas dibutuhkan oleh siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman agar dapat bahagia dan sejahtera.

Misalnya: Pengelolaan modal fisik perpustakaan untuk mendukung peningkatan literasi membca siswa. Siswa yang memiliki kemampuan literasi membca yang bagus diharapkan dapat mencapai prestasi yang bagus, selain itu wawasannya akan berkembang dan berguna dalam kehidupan keseharaian siswa baik di kelas, sekolah, maupun di rumah.Pengelolaan modal agama dan budaya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas pembelajaran dengan pengintegrasian pendidikan berbasis budaya. Hal itu kiranya bagus untuk penanaman budi pekerti yang baik bagi siswa sesuai filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam modul satu.

  • Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan materi lain yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.

Materi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya berkaitan dengan materi-materi sebelumnya dimana dalam materi sebelumnya sebagai dasar pijakan dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah untuk sebesar-besarnya dimanfaatkan dan dikelola dengan baik guna mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan sesuai Ki Hajar Dewantara yaitu bahagia dan selamat.

Misalnya untuk pengelolaan modal sosial erat kaitannya dengan modul nilai dan peran guru penggerak, pendidikan sosial dan emosional. Guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan dapat mengelola modal sosial dengan baik, dalam mengoptimalkan modal sosial, guru penggerak perlu menguasai pendidikan sosial dan emosional seperti kerjasama dengan rekan sejawat.

  • Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mengikuti pelatihan modul ini saya lebih sering menggunakan pendekatan berbasis masalah. Setelah mengikuti pelatihan modul ini dapat melihat bahwa Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai sekolah. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian pendekatan ini melihat sekolah dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna untuk menciptakan warga sekolah yang produktif dalam mencapai visi misi sekolah.

 

 


 

Optimalisasi Perpustakaan:

Program Gemar Membaca di Perpustakaan untuk Peningkatan Literasi Membaca

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban

B-uat pertanyaan (Define)

       Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/ peluang;

       Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan

 Bagaimana siswa gemar membaca di perpustakaan?

Diskusi dengan rekan sejawat agar siswa gemar membaca di perpustakaan

A-mbil pelajaran (Discover)

       Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/ peluang lewat investigasi;

       Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur

Kegiatan apa saya yang sudah mendukung peningkatan literasi membaca siswa di perpustakaan?

 

Apa koleksi buku yang disukai siswa-siswa?

 

Apa saja koleksi buku pengayaan yang bagus untuk menunjang prestasi belajar?

 

Apa saja koleksi buku fiksi yang bagus untuk menunjang pendidikan karakter siswa?

 

Apa saja koleksi buku fiski/non fiksi yang dapat menunjang pendidikan budaya bagi siswa?

 

Situasi bagaimana yang selama ini telah mendukung peningkatan literasi membaca siswa?

Melakukan survei sederhana kepada siswa

Melakukan survei buku koleksi yang sudah ada

Mencari referensi  penambahan koleksi buku perpustakaan yang mendukung pendidikan karakter, budaya, dan pengayaan

G-ali mimpi (Dream)

       Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud;

       Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multiunsur (kapan, di mana, siapa saja).

Bagaimana perasaan siswa jika literasinya meningkat?

 

Bagaimana perasaan guru jika siswa gemar membaca di perpustakaan?

 

Apa sumberdaya yang mendukung gemar membaca di perpustakaan untuk peningkatan literasi membaca siswa?

 Merancang kegiatan yang mendorong peningkatan gemar membaca di perpustakaan

J-abarkan rencana (Design)

        Mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera,dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian;

        Menyusun definisi kesuksesan pencapaian

 

Berapa pengaturan waktu untuk kegiatan membaca diperpustakaan untuk peningkatan liteasi membaca siswa?

 

Apa tindakan-tindakan yang mendukung gemar membaca di perpustakaan untuk peningkatan literasi membaca siswa?

 

Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan gemar membca di perpustakaan untuk peningkatan literasi membaca siswa?

 

Apa langkah paling sederhana/langkah pertama yang bisa dilakukan?

 Berkonsultasi dengan pimpinan

 

Berkoordinasi dengan rekan sejawat

 

Membuat program kegiatan gemar membaca di perpustakaan untuk peningkatan literasi membaca

 

Membuat isntrumen pemantaun kegiatan dan peningkatan literasi membaca

 

Pelaksanaan kegiatan gemar membca di perpustakaan untuk peningkatan literasi membca siswa

 

Evaluasi kegiatan

 

Menyusun langkah perbaikan dan tindak lanjut

A-tur eksekusi (Deliver)

       Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan;

       Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: SOP, knowledge management, monev/refleksi)

 Siapa saja yang akan saya libatkan dalam mewujudkan gemar membaca di perpustakaan untuk peningkatan literasi membaca siswa?

 

Kapan usaha peningkatan literasi membaca siswa dengan gemar membaca di perpustakaan akan dimulai?

 

Siapa yang bisa mengarahkan dan memantau peningkatan literasi membaca siswa dengan gemar membca di perpustakaan?

Melaksanakan koordinasi, sosialisasi, dan pelaksanaan program

 

Mencari solusi jika terdapat kendala

 

Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program

 

 

Featured post

Pengertian Rubrik

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI : Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media cetak baik surat kabar maup...