Telaah Studi Kasus Penanganan Konflik di Kelas
Oleh: Pak Do
Pendahuluan
Keterampilan pengelolaan kelas sangat
menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan pengelolaan kelas yang tidak
efektif menyebabkan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional
seorang guru menjadi kurang berhasil. Keterampilan pengelolaan kelas secara
sederhana dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menguasai,
mengontrol, dan mengendalikan perilaku siswa-ssiswanya sehingga semua siswa
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas guna mendapatkan hasil belajar
yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Bisa dikatakan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang bagus akan sulit diterapkan dalam pembelajaran, jika
guru kurang memiliki keterampilan pengelolaan kelas yang efektif. Bahan ajar
yang dikuasai guru akan kurang tersampaikan kepada siswa. Kegiatan-kegiatan
belajar yang menarik dan terancang akan menjadi kurang kondusif jika ada
konflik di kelas. Penjelasan materi yang diberikan guru akan percuma jika tidak
disimak dan diperhatikan oleh siswa-siswa. Oleh karena itu sangatlah penting
pengelolaan kelas yang baik agar RPP yang disusun dapat diterapkan secara
efktif dan berhasil.
Menurut E.C. Wragg (1996), ada dua prinsip
pengelolaan kelas, yaitu : (1) Pengelolaan kelas adalah segala sesuatu yang
dilakukan guru agar siswa-siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, bagaimanapun cara dan bentuknya; (2) Ada berbagai cara untuk
menciptakan keadaan di mana siswa-siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan
belajar.
Berdasarkan prinsip di atas guru memiliki
otoritas untuk melaksanakan dan mengembangkan keterampilan, kegiatan, maupun
strategi-strategi preventif, persuasif, dan kuratif dalam pengelolaan kelas.
Strategi preventif dilaksanakan oleh guru dengan pembuatan peraturan kelas
beserta reward dan punishment. Strategi persuasif dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti pemberian motivasi belajar pada setiap kegiatan awal
pembelajaran. Strategi kuratif dilaksanakan oleh guru karena munculnya konflik
di kelas. Konflik harus diselesaikan agar pembelajaran dapat kembali
berlangsung dengan kondusif. Konflik yang tidak segera ditangani dapat
menyebabkan gagalnya penerapan RPP dan juga tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Itu berarti akan berdampak pula pada pencapaian hasil belajar
siswa. Berikut penulis mencoba menyajikan telaah studi kasus penanganan konflik
di kelas pada saat pembelajaran tengah berlangsung.
Studi
Kasus
Hari ini siswa kelas V SD belajar matematika. Pembelajaran
berlangsung selama 2 x 35 menit, yaitu mulai pukul 07.00 s.d. 08.10 WIB.
Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dipimpin oleh salah
satu siswa bernama Adi. Setelah berdoa guru memberikan salam dan melakukan
absensi. Seusai absensi, guru bertanya tentang kabar siswa-siswanya.
Alhamdulillah semua siswa sehat.
Kegiatan setelah pra pembelajaran adalah kegiatan awal, inti dan
penutup. Kegiatan awal meliputi apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran,
materi, dan pemberian motivasi. Kegiatan inti meliputi penjelasan materi, latihan
pengurangan bilangan bulat, dan pembahasan. Kegiatan penutup meliputi
menyimpulkan pembelajaran dan pemberian tugas rumah.
Sebagai apersepsi guru bertanya tentang materi pelajaran yang
lalu, yaitu penjumlahan bilangan bulat.
"Anak-anak mari kita ingat pelajaran yang lalu tentang
penjumlahan bilangan bulat." Kata Pak Guru
"Coba siapa yang bisa menjelaskan cara menjumlahkan bilangan
bulat bertanda sama?" Tanya Pak Guru
"Saya, Pak." Kata Rino (mengacungkan tangan)
"Silahkan, Rino." Kata Pak Guru.
"Terima kasih. Penjumlahan bilangan bulat bertanda sama
dilakukan dengan cara menjumlahkan secara langsung. Sedangkan hasilnya
mengikuti tanda bilangan yang dijumlahkan, Misal yang dijumlahkan bertanda
negatif maka, hasilnya negatif. Begitu sebaliknya jika yang dijumlahkan
bertanda positif, maka hasilnya positif."Jelas Rino.
"Bagus, bagus. Benar jawabanmu, Rino."Kata Pak Guru.
"Siapa yang dapat menjelaskan cara menjumlahkan bilangan
bulat berlainan tanda?"Tanya Pak Guru
"Saya, Pak." Kata Rulli (mengacungkan tangan)
"Silahkan, Rino." Kata Pak Guru.
"Terima kasih. Penjumlahan bilangan bulat berlainan tanda
dilakukan dengan cara mengurangi bilangan yang besar dengan bilangan yang lebih
kecil. Sedangkan hasilnya mengikuti tanda bilangan yang besar, Misal yang bilangan
yang besar bertanda negatif maka, hasilnya negatif. Begitu pula sebaliknya jika
bilangan yang besar bertanda positif, maka hasilnya positif."Jelas
Rulli.
"Pintar. Jawabanmu betul, Rulli." Kata Pak Guru.
"Baik anak-anak, tujuan pembelajaran hari ini adalah agar
kita dapat melakukan pengurangan bilangan bulat dengan benar. Marilah kita
pelajari materi pengurangan bilangan bulat ini dengan baik, tekun, dan teliti.
Janganlah anak-anak bercanda atau mengganggu teman selama pembelajaran, agar
kalian dapat memahami materi dengan baik. Jika kalian belajar dengan baik,
insyaallah kamu akan berhasil."
"Siapa yang di rumah sudah belajar materi tersebut? tanya Pak
Guru.
"Saya, Pak." Kata Septiana (mengacungkan tangan)
"Nice. Silahkan Septiana tuliskan contoh cara pengurangan
bilangan bulat!" Kata guru.
"Baik, Pak. Kata Septiana (berjalan ke depan mengambil kapur
dan menuliskan contoh cara penguranan bilangan bulat di papan tulis)
Berikut contoh cara
pengurangan bilangan bulat.
85 - 100 = ....
Jawab:
85 - 100 = 85 +
(-100) = -15
"Bagus, Septiana." Kata Pak Guru.
"Baik, dari contoh Septiana tersebut dapat dijelaskan bahwa
cara pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut."
cara:
1)
mencari lawan dari
bilangan 100, yaitu -100
2)
menjumlahkan bilangan
yang dikurangi dengan lawan bilangan pengurang, yaitu 85 + (-100)
3)
mengingat cara materi
penjumlahan bilangan bulat, yaitu jika penjumlahan beda tanda maka dilakukan
dengan cara mengurangi bilangan yang besar dengan bilangan yang lebih kecil.
Sedangkan hasilnya mengikuti tanda bilangan yang besar, Misal yang bilangan
yang besar bertanda negatif maka, hasilnya negatif. Begitu pula sebaliknya jika
bilangan yang besar bertanda positif, maka hasilnya positif. 100 - 85 =
15.
4)
Jadi, 85 - 100 = -15
"Bagaimana ada yang ingin bertanya?"
Siswa-siswa diam, tidaka ada yang bertanya.
"Baik, kalau tidak ada yang bertanya maka kita latihan dulu.
Ada sepuluh soal, silahkan dikerjakan!" Kata Pak Guru.
Guru menuliskan soal latihan di papan tulis.
Latihan:
Kerjakan soal-soal
berikut dengan benar!
1) 101 - 80 = ....
2) 245 - 300 = ....
3) 276 - 345 = ....
4) 356 - 401 = ....
5) 377 - 521 = ....
6) -450 - 333 = ....
7) -632 - 342 = ....
8) -723 - (-123) = ....
9) -871 - (-234) = ....
10) -901 - (-1.090) = ....
Siswa-siswa menyalin soal di buku tulis. Siswa mencoba mengerjakan
pengurangan bilangan bulat seperti contoh yang diberikan. Beberapa siswa
terlihat berdiskusi tentang pengerjaan pengurangan bilangan bulat. Beberapa
siswa tidak langsung mengerjakan, ada yang mengobrol dan bercanda dengan
temannya.
Beberapa siswa terlihat mengganggu teman yang sedang mengerjakan,
sehingga teman yang diganggu marah. Beberapa kali guru harus menegur dan
mengingatkan siswa untuk tenang dan konsentrasi mengerjakan tugas. Guru
mempersilahkan siswa yang kesulitan untuk bertanya kepada guru atau temannya
yang sudah paham. Bagi siswa yang sudah paham boleh mangajari temannya cara
pengerjaan bukan jawaban. Setelah ditegur dan diingatkan siswa menjadi tenang
dan konsentrasi kembali. Akan tetapi suasana menjadi gaduh ketika ada salah
satu siswa bernama Camelia berteriak marah-marah. Ia beranjak dari tempat
duduknya dan menghampiri Anton dan berteriak marah agar disgrip dikembalikan.
Anton mengelak dan mengatakan tidak mengambil. Camelia tambah marah dan terus
menuntut Anton mengembalikan disgrip. Anton masih bersikeras mengatakan tidak
mengambil. Suasana menjadi tambah gaduh setelah teman-teman lain bersorak-sorai
dengan kejadian itu. Beberapa siswa mengerumuni Camelia dan Anton. Camelia
menangis dan berteriak menuntut Anton mengembalikan disgrip.
Untuk menyelesaikan masalah, guru datang dan menanyakan kejadian
sebenarnya.
“Sudah anak-anak, semua tenang dan jangan ramai!” Kata Pak Guru
Siswa-siswa menjadi lebih tenang. Beberapa siswa yang berdiri berkerumun
di sekitar Camelia dan Anton kembali duduk di kursinya masing-masing.
"Camelia, cobalah untuk tenang. Apa yang sebenarnya terjadi,
ceritakan kepada Pak Guru?" tanya Pak Guru.
"Anton mengambil disgrip saya dan menyembunyikannya, tetapi
ia tidak mau mengaku?" jawab Camelia.
"Benarkah kamu mengambil disgrip Camelia, Anton?" Tanya
Pak Guru kepada Anton.
"Tidak, Pak." Jawab Anton.
"Coba anak-anak kalian bantu mencarikan disgrip
Camelia!" perintah Pak Guru kepada siswa-siswa.
Siswa-siswa membantu mencari. Disgrip ditemukan oleh Arya yang
duduk di depan Anton.
"Ini, Pak, disgripnya ketemu." Kata Arya.
"Terima kasih, Arya. Nah, ini buktinya kalau disgrip Camelia
ada yang mengambil dan menyembunyiakan. Ayo jujur siapa yang melakukan?"
Kata Pak Guru.
"Anton, tadi saya melihat sendiri, Pak."Tegas Camelia.
"Nah, Anton coba kamu jujur dan minta maaflah pada Camelia
kalau kamu benar mengambil dan paling penting jangan kau ulangi lagi!"
Perintah Pak Guru.
"Ya, Pak Guru." Jawab Anton.
"Maaf ya, Camelia."Kata Anton pada Camelia.
"Ya." Jawab Camelia singkat.
"Anak-anak, mengambil barang milik orang lain itu baik
tidak?" tanya Pak Guru.
"Tidak baik, Pak." Jawab siswa serentak.
"Ya, tidak baik. Oleh karena itu janganlah kalian mengambil
barang milik orang lain dengan niat usil, bercanda ataupun karena ingin
memiliki. Jika mengambil dengan niat memiliki itu sama dengan
mencuri."Nasihat Pak Guru.
"Ya, Pak Guru."
"Terima kasih, kalian semua camkan itu. Khusus untuk Anton
kamu janganlah mengulangi lagi perbuatan yang tidak baik. Jadilah anak sholeh,
anak yang sopan dan santun, selalu menjaga perilaku serta dapat berteman dengan
baik! Apa kamu sanggup, Anton?” Tegas Pak Guru.
“Baik, Pak Guru.” Jawab Anton sambil menunduk.
“Terima kasaih. Mari kita lanjutkan pembelajaran kita yang sempat
jeda. Baiklah, ayo siapa yang sudah selesai, silahkan maju untuk menuliskan
jawaban di papan tulis." Kata Pak Guru.
Lalu Eli, Waqiroh, Masruroh, Erwin, Hasan, Mahmud, Nana, Rulli,
Ahmad, dan Aslamiah berturut-turut maju ke depan menuliskan jawaban di
papan tulis. Berikut jawaban siswa-siswa.
1) 101 - 80 = 21
2) 245 - 300 = -55
3) 276 - 345 = 69
4) 356 - 401 = -45
5) 377 - 521 =
-144
6) -450 - 333 =
-783
7) -632 - 342 =
-974
8) -723 - (-123) =
-600
9) -871 - (-234) =
-637
10) -901 - (-1.090) =
189
"Bagus, pintar semua, jawaban kalian benar!" Puji Pak
Guru.
"Siapakah yang mau bertanya tentang materi?" Kata Pak
Guru.
"Tidak, Pak." Jawab sebagian siswa.
"Kalau begitu mari kita simpulkan materi yang kita pelajari
hari ini! Siapa yang bisa memberikan kesimpulan?" Kata Pak Guru
"Saya, Pak." Septiana mengacungkan jari.
"Bagus, silahkan, Septiana." Kata Pak Guru
"Cara mengerjakan pengurangan bilangan bulat adalah dengan
mencari lawan dari pengurang.
Menjumlahkan bilangan yang dikurangi dengan lawan bilangan
pengurang. Mengingat cara materi penjumlahan bilangan bulat, yaitu jika
penjumlahan beda tanda maka dilakukan dengan cara mengurangi bilangan yang
besar dengan bilangan yang lebih kecil. Sedangkan hasilnya mengikuti tanda
bilangan yang besar, Misal yang bilangan yang besar bertanda negatif maka,
hasilnya negatif. Begitu pula sebaliknya jika bilangan yang besar
bertanda positif, maka hasilnya positif." Kata Septiana menyimpulkan.
"Luar biasa. Tepuk tangan untuk Septiana! Puji Pak Guru.
Siswa bertepuk tangan.
"Untuk menambah pemahaman, silahkan kalian kerjakan latihan
untuk PR! Kata Pak Guru
Berikut soal untuk
pekerjaan rumah (PR).
1) 151 - 70 = ....
2) 235 - 320 =
....
3) -623 - (-223) =
....
4) -771 - (-264) =
....
5) -801 - (-1.192) =
....
"Baik mari pelajaran kita tutup dengan membaca alhamdulillah bersama-sama!"
Kata Pak Guru
"Alhamdulillahirobbilalamin." Serempak Pak Guru dan
siswa membaca hamdalah.
"Selamat melanjutkan pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Kata Pak Guru.
"Waailaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab
siswa serempak.
Pembelajaran matematika diakhiri pada pukul 08.10 WIB.
Pembahasan
Berdasarkan penjabaran studi kasus di atas dapat kita identifikasi
fakta, masalah dan solusi penanganan konflik di kelas sebagai berikut.
Fakta:
1) Ada siswa kehilangan disgrip
2) Siswa yang kehilangan mengetahui siapa yang
mengambil disgripnya.
3) Siswa yang mengambil disgrip tidak mengakui dan
tidak mau mengembalikan
4) Siswa yang kehilangan menuntut disgripnya
dikembalikan.
5) Siswa yang kehilangan menangis dan marah.
6) Teman lain menyoraki, kelas menjadi gaduh dan
tidak kondusif.
7) Guru telah melakukan kegiatan persuasif pada
awal pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dalam dialog guru sebagai berikut.
"Baik anak-anak, tujuan pembelajaran hari
ini adalah agar kita dapat melakukan pengurangan bilangan bulat dengan benar.
Marilah kita pelajari materi pengurangan bilangan bulat ini dengan baik, tekun,
dan teliti. Janganlah anak-anak bercanda atau mengganggu teman selama
pembelajaran, agar kalian dapat memahami materi dengan baik. Jika kalian
belajar dengan baik, insyaallah kamu akan berhasil."
8) Beberapa kali guru harus menegur dan
mengingatkan siswa untuk tenang dan konsentrasi mengerjakan tugas.
Masalah:
1) Siswa yang mengambil disgrip tidak mengakui.
2) Siswa yang diambil disgrip menangis dan
marah-marah.
3) Teman lain menyoraki dan mengerumuni Camelia dan
Anton, sehingga kelas menjadi gaduh.
4) Sebagian siswa tidak mengindahkan pesan guru
agar belajar dengan baik, jangan bercanda, dan menggangu teman.
Solusi:
1)
Guru menenangkan
siswa-siswanya yang gaduh
2)
Guru menenangkan
siswanya yang marah dan menangis
3)
Guru menanyakan apa
permasalahan yang terjadi
4)
Guru memahami
permasalahan
5)
Guru menanyakan
kebenaran dan kejujurannya kepada siswa yang diduga mengambil disgrip.
6)
Guru mencoba memberi
penyelesaian melibatkan siswa-siswa di kelas untuk ikut mencari disgrip.
7)
Disgrip ditemukan, siswa
yang mengambil diminta untuk jujur dan minta maaf.
8)
Siswa yang mengambil
minta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi
9)
Siswa yang diambil
disgripnya memberi maaf
10) Guru berpesan kepada semua siswa agar jangan
mengambil barang milik orang lain dengan niat usil, bercanda, atau ingin
memiliki. Jika mengambil dengan niat memiliki sama saja dengan mencuri.
11) Alhamdulillah kelas menjadi kembali kondusif,
pembelajaran dapat dilanjutkan sampai selesai.
Kesimpulan
Pengelolaan kelas yang efektif sangatlah diperlukan untuk
memastikan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan kondusif, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Faktaya pembelajaran tidak
seterusnya mulus dan sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP),
terkadang ada pula konflik-konflik yang muncul meski sudah dilakukan kegiatan
preventif dan persuasif. Jika konflik sudah terjadi maka perlu segera
diselesaikan dengan baik. Agar konflik tidak berlarut-larut dan menjadi penyebab
kegagalan tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut E.C. Wragg (1996) hal
tersebut perlu diambil tindakan antara lain sebagai berikut.
1) Menanggulangi tingkah laku menyimpang sesegera
mungkin.
2) Menerapkan hukuman yang adil, tetapi juga
memberi penghargaan atau pujian terhadap perilaku yang baik.
3) Menjelaskan aturan kelas yang harus dipatuhi
tentang adab atau tentang sopan santun, gerak-gerik, berbicara, mengerjakan
tugas, meminta izin, bertanya, bersosialisasi, dan sebagainya.
4) Memastikan tugas-tugas sesuai, jelas, dan
siswa-siswa memahami apa yang harus dikerjakan.
5) Mendiskusikan dengan sisiwa-siswa mengenai jenis
tingkah laku yang buruk dan langkah yang perlu diambil agar anak bertanggung
jawab dalam memperbaiki tingkah lakunya sendiri.
Setiap guru memiliki otoritas untuk menyelesaikan konflik.
Tentunya guru dapat menerapkan berbagai strategi penanganan sesuai dengan fakta
dan konteks permasalahan. Untuk itu sangatlah penting setiap guru untuk
senantiasa meng-upgrade keterampilan
pengelolaan kelas yang dimiliki. Upgrade keterampilan
pengelolaan kelas dapat dilakukan melalui belajar dari pengalaman yang
dimiliki, pengalaman teman sejawat, KKG, MGMP, melalui telaah dan diskusi studi
kasus, buku-buku, seminar, workshop, atau pendidikan dan pelatihan (Diklat). Dengan
begitu setiap guru akan menjadi guru sebagaimana yang dikatakan oleh Anies
Baswedan sebagai guru pembelajar.
Sumber Belajar:
E.C.Wragg. (1996). Pengelolaan Kelas (Buku terjemahan) oleh Anwar Jasin. Jakarta: Grasindo
E.C.Wragg. (1996). Pengelolaan Kelas (Buku terjemahan) oleh Anwar Jasin. Jakarta: Grasindo
No comments:
Post a Comment