Thursday 10 August 2017

Konteks dalam Pendidikan Realistik Matematika Indonesia (PMRI)

      Penggunaan konteks merupakan salah satu karakteristik PMRI. Menurut Treffers (dalam Ariyadi 2012), konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata, tetapi dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan dapat dibayangkan dalam pikiran siswa.
      Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi suatu permasalahan. Hasil eksplorasi siswa tidak hanya bertujuan untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang diberikan, namun juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan. Menurut Kaiser (dalam Ariyadi 2012), manfaat lain penggunaan konteks pada awal pembelajaran ialah untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika. 
     Konteks dalam pembelajaran PMRI bukanlah berfungsi sebagai suatu ilustrasi atau sebagai bentuk aplikasi setelah konsep matematika dipelajari siswa. Konteks dalam PMRI ditujukan untuk membangun ataupun menemukan kembali suatu konsep matematika melalui proses matematisasi.    
    Untuk dapat menentukan dan menggunakan konteks yang baik dalam PMRI, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1. Konteks menarik perhatian siswa dan mampu membangkitkan motivasi untuk belajar matematika (De Lange dalam Ariyadi 2012)
2. Bagi siswa penggunaan konteks bukan sebagai aplikasi suatu konsep matematika yang telah mereka pelajari, melainkan sebagai titik awal dalam membangun suatu konsep matematika oleh siswa. Bagi guru perlu menggunakan strategi agar konteks yang diberikan kepada siswa memuat suatu konsep atau terapan matematika yang bermakna bagi anak
3. Konteks sebaiknya tidak menyangkut hal-hal pribadi atau personal ataupun menyinggung SARA(Suku Agama dan Ras Antar golongan), karena akan sensitif dan dapat menimbulkan perasaan emosional siswa.
4. Memperhatikan kompetensi dasar atau pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
5. Konteks tidak bias gender atau jenis kelamin.

Sumber belajar:
http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/apec/apec2007/paper_pdf
Ariyadi Wijaya (2012) Pendidikan Matematika Realistik. Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu

No comments:

Post a Comment

Featured post

Pengertian Rubrik

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI : Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media cetak baik surat kabar maup...