Thursday 27 July 2017

Strategi Literasi di Sekolah Dasar

      Tantangan yang saat ini dihadapi di Indonesia adalah rendahnya minat baca. Selain ketersediaan buku di seluruh Indonesia belum memadai, pemerintah juga menghadapi rendahnya motivasi membaca di kalangan peserta didik. Hal itu tentunya memprihatinkan karena di era teknologi informasi, peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan membaca dalam pengertian memahami teks secara analitis, kritis, dan reflektif. Untuk menjawab tantangan tersebut digalakkanlah gerakan literasi sekolah (GLS). Gerakan literasi bertujuan untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. 
      Idealnya kegiatan literasi berkaitan dengan aktivitas membaca dan menulis, berkomunikasi dalam masyarakat, praktik dan hubungan sosial yang berkaitan dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO dalam Pangesti Wiedarti, dkk. 2016). Akan tetapi ada kendala bahwa banyak sekolah yang belum memiliki buku-buku bacaan yang memadai, sehingga perlu strategi agar dapat mengimplementasikan GLS secara optimal. Beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh sekolah adalah sebagai berikut.
1. Penentuan buku wajib baca 
      Buku yang wajib dibaca tidak haruslah banyak dari segi kuantitas, tetapi buku yang disediakan harus berkualitas. Buku yang disediakan haruslah yang mengandung nilai-nilai keagamaan, akhlak, contoh-contoh tindakan baik yang menginspirasi siswa agar memiliki budi pekerti dan karakter bangsa. Buku-buku dapat berupa buku agama, buku cerita lokal, dongeng lokal yang sangat kaya di Indonesia, sejarah lokal, sejarah nasional yang menggambarkan ketokohan, cerita capaian individual manusia Indonesia yang mampu menginspirasi, seperti biografi tokoh lokal atau nasional, bahkan tokoh internasional. Ada banyak buku biografi tokoh Indonesia yang dikemas dalam bentuk novel menarik, seperti Novel Penakluk Badai. Novel Penakluk Badai berkisah tentang Hadratus Syeikh Hasyim Asyari pendiri Nahdhatul Ulama. Guna menumbuhkan semangat cinta Tanah Air bisa disiapkan pula buku bacaan tentang sejarah bahasa Indonesia, sejarah bendera Merah Putih, sejarah lagu kebangsaan "Indonesia Raya", sejarah perumusan dasar negara.
2. Penentuan buku berdasarkan kelas 
       Penentuan buku wajib baca juga seyogianya selaras dengan tingkat kelas. Tentunya buku wajib baca untuk kelas I berbeda dengan buku wajib baca untuk kelas II, III, IV, V, maupun VI, begitupun sebaliknya.
3. Pembuatan pojok baca kelas yang reperesentatif
      Ketersediaan pojok baca di masing-masing kelas juga sangat berguna mendukung gerakan literasi. Pojok kelas secara sederhana namun represntatif dapat diwujudkan dengan menyediakan rak buku dengan tinggi sekitar 120 cm dan lebar 200cm. Rak buku yang tidak terlalu tinggi dibuat agar anak dapat menjangkau dengan mudah ketika ingin memilih dan mengambil buku.
4. Menentukan idikator pencapaian gerakan literasi
      Indikator penting untuk mengukur seberapa kemampuan literasi siswa. Indikator meliputi indikator reseptif dan produktif. Indikator reseptif dapat berupa peserta didik dapat membaca nyaring, membaca memindai, membaca dalam hati bahan bacaan. Indikator produktif secara sederhana dapat berupa peserta didik dapat melaporkan secara lisan atau tertulis tentang hasil membaca yang dapat berupa memodifikasi bahan bacaan dalam bentuk menceritakan kembali, meringkas, mengonversi teks bacaan menjadi jenis teks lainnya, menemukan pesan teks bahan bacaan, diskusi tentang  tokoh, dan lain sebagainya.
5. Membuat perlombaan  
      Untuk menggairahkan kegiatan literasi sekolah, bisa melalui lomba antar kelas. Lomba tersebut dapat berupa lomba majalah dinding yang memuat teks ciptaan siswa dari hasil membaca, lomba bercerita ulang hasil membaca, deskripsi karakter tokoh.

Salam Literasi

Sumber bacaan:
Pangesti Wiedarti, dkk. (2016) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/15/08/01/nse8zw1-literasi-sekolah diakses
      pada tanggal 28 Juli 2017 pukul 08.13 WIB
http://www.komunikasipraktis.com/2017/04/pengertian-literasi-secara-bahasa-istilah.html diakses
      pada tanggal 28 Juli 2017 pukul 07.15 WIB

No comments:

Post a Comment

Featured post

Pengertian Rubrik

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI : Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media cetak baik surat kabar maup...